Point of View in Celebrated Jumping Frog of Calaveras Country by Mark Twain
written by Nanda Agustina
Biografi singkat Mark Twain
Mark Twain memiliki nama asli Samuel Langhome
Clemens (1835-1910). Dia adalah seorang
penulis berkebangsaan Amerika. Clemens lahir di Florida, Missouri. Clemens
pindah bersama keluarganya ke Hannibal ketika dia berumur empat tahun.
Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1847, Clemens
magang di dua percetakan hanibals, dan pada 1861, dia memulai mengatur
pengetikan dan konstribusi sketsa untuk surat kabar saudaranya Hannibal Journal. Pada tahun 1861,
Clemens menjadi prajurit relawan di Confederate cavalry. Pada
tahun 1862, dia menjadi reporter di Territorial Enterprise di kota Virginia, Nevada dan pada 1863 dia
mulai menandatangani artikel-artikelnya dengan nama samara Mark Twain. Pada
1864, Twain bertemu dengan penulis-penulis Amerika yaitu Artemus Ward dan Bret
Harte, yang mendukung tulisan-tulisannya. Pada tahun 1865, Twain membuat
kembali dongeng-dongeng yang dia dengar di California dan dalam beberapa bulan,
pembuat dan begitu pula cerita "The
Celebrated Jumping Frog of Calaveras County," menjadi sensasi
nasional.
Corak cerita mark twain banyak menggunakan gaya Narrative Jurnalis dimana narrator tidak
tahu menahu soal cerita melainkan pihak ketiga la yang memiliki cerita. Hal ini
menyebabkan terdapat dua narrator dalam cerita yaitu narrator pertama adalah
Mark twain itu sendiri, dan narrator yang
kedua adalah tokoh dalam cerita yang merangkap sebagai narrator.
Point of View (Sudut Pandang)
Point of View (Sudut Pandang) adalah cara pengarang menempatkan
dirinya di dalam cerita. Setiap karya sastra memiliki sebuah narator. Ketika
membaca sebuah cerita, mungin sebagian pembaca awan tidak menyadari adanya
seorang narator dalam cerita tersebut karena narator adalah umsur terpenting
yang membangun sebuah cerita dan jelas tidak dapat dipisahkan dari cerita itu
sendiri.
Secara garis besar, point of view atau sudut
pandang itu terbagi
menjadi tiga, yaitu:
a. First Person Point of View (Sudut pandang orang pertama)
Adalah posisi
pengarang sebagai salah satu karater dalam cerita. Pada jenis point of view ini
pengarang ikut ambil bagian dari cerita, artinya posisinya merangkat sebagai
pengarang dan juga sebagai tokoh. Ciri yang membedakan dengan jenis point of
view yang lain adalah penggunaan kata ganti “saya” sebagai pengganti dirinya.
b. Second Person pont of View (Sudut pandang orang kedua)
Adalah
penulis/pengarang memposisikan pembaca sebagai bagian dalam cerita. Jenis point
of view ini sangat minim sekali ditemukan, bahkan dalam sastra Inggris sangat jarang sekali di temukan.
c. Third Person pont of View (Sudut pandang orang ketiga)
Adalah penulis/pengarang memposisikan narator dan
tokoh adalah dua orang yang berbeda, artinya tidak ada hubungan antara tokoh
dan narator. Narator hanya mendeskripsikan kejadian-kejadian dalam cerita, tapi
dia tidak ikut ambil dalam cerita tersebut.
Third Person point of View dibagi menjadi tiga jenis:
1. Objective yaitu
narator mengetahui apa yang karakter bicaran tetapi dia tidak mengetahui
tentang apa yang mereka pikirkan.
2. Omniscienct, yaitu
narator yang mengertahui alanya, amereka mengetahui apa yang mereka arasa dan
apa yang mereka pikirkan
3. Limmited yaitu narator
mengetahui apa yang satu karakter bicarakan dan pikirkan akan tetapi hanya pada
waktu-waktu tertentu, dan narator tidak mengetahui apa yang karaker lain
bicaran dan pikirkan.
Analisis Point
of View dalam Celebrated Jumping Frog of Calaveras Country
Pada cerita ini jelas-jelas penulis menggunakan teknik point of view orang pertama tunggal. Bisa kita lihat dalam kutipan dari cerita tersebut
“IN COMPLIANCE WITH the request of a friend of
mine, who wrote me from the East, I called on good-natured, garrulous old Simon
Wheeler, and inquired after my friend's friend, Leonidas W. Smiley, as
requested to do, and I hereunto append the result.”
Bisa dilihat dengan jelas pada kalimat awal dalam Celebrated Jumping Frog of Calaveras Country bahwa narator pada cerita tersebut menyebut dirinya sebagai “I” yang berarti narator memiliki peran rangkap sebagai narator juga sebagai karakter.
Ada hal lain yang memberdakan cerita ini dengan cerita cerita lain sekaigus menjadi ke khasan dari karya-karya Mark Twain yaitu penggunaan teknik Narrative Jurnalis. Dalam teknik ini, narator bertindak seperti wartawan yang tidak tahu apa-apa bertemu dengan seseorang, kita bisa sebut narasumber, sehingga dia mendapat informasi.
Teknik ini menimbulkan terbentuknya dua narator dalam sebuah cerita sehingga ceritanya bertumpuk (Palimsest), yaitu narator yang sesungguhnya dan juga karakter yang bertindak sebagai narator atas cerita yang ia buat.
As I said before, I asked him to tell me what he knew of Rev. Leonidas
W. Smiley, and he replied as follows. I let him go on in his own way, and never
interrupted him once:
There was a feller here once by the name of Jim Smiley, in the winter of
'49 or maybe it was the spring of '50 I don't recollect exactly, somehow,
though what makes me think it was one or the other is because I remember the
big flume warn't finished when he first came to the camp...
Pada penggalan cerita di atas, secara kasat mata seperti satu kesatuan mutlak. Dalam paragraf berbeda itu sama-sama menggunakan kata ganti orang pertama “I” sehingga kita akan berpikir bahwa kedua paragraf itu adalah satu ke satuan. Akan tetapi, jika teliti lebih jauh dan kita baca secara keseluruhan cerita, kedua paragraf itu memiliki porsi yang berbeda walaupun menggunaka point of view yang sama.
Paragraf yang saya tebalkan adalah porsis narasi untuk narator pertama yang bertindak sekaligus sebagai tokoh dalam cerita, sedangkan pada paragraf yang saya cetak miring adalah porsi untuk narator kedua, seorang karakter yang menjadi narator.
Bisa disimpulkan bahwa teknik menulis dengan menggunakan Narrative Jurnalis adalah salah satu keahlian Mark Twain juga sebagai ciri khas tulisannya. Selian Celebrated Jumping Frog of Calaveras Country, Mark Twain juga menggunakan teknik yang sama dalam karyanya yang lain yang berjudul Cannibalism in the Car. Teknik ini adalah teknik yang menyebabkan terbentuknya dua narator dalam satu cerita yang menyebabkan cerita bertumpuk (Palimsest) atau bisa juga di sebut tone.
Comments
Post a Comment